umapertanian.jpg

Mahasiswa Fakultas Pertanian UMA Divirusi Jiwa Kewirausahaan

07 Feb 2018 - 2247 View
Share

Puluhan mahasiswa Program Studi (Prodi) Agro­teknologi Fakultas Perta­nian Universitas Medan Area (FP UMA) melakukan study visit (kunju­ngan studi) ke peng­rajin seni ukir patung batak di Desa Sillagan, Tuktuk, Ka­bupaten Samosir.

Kunjungan itu dipimpin dosen pe­mangku mata kuliah kewirausahaan Ir Asmah Indrawati MP ini dalam rangka ‘memvirusi’ maha­siswa jiwa kewira­usahaan.

Ketua Panitia Study Visit Dar­mauli Manik kepada wartawan di Kampus I UMA, Jalan Kolam Medan Estate, Sela­sa (6/2) mengatakan, dalam kunjungan studi yang berlang­sung 2-3 Februari 2018 itu, maha­siswa semester VII kelas A Prodi Ag­ro­teknologi langsung mewa­wancarai pengrajin seni ukir patung batak Anggarani Sial­la­gan (Oppu Gor­ga Sial­lagan) atau lebih dikenal dengan A Meliana Siallagan.

Hasil karya Oppu Gorga Sillagan telah mendunia sejak puluhan tahun lalu.

“Atas prestasinya sebagai peng­rajin seni ukir kayu dan batu, Oppu Siallagan pernah meraih penghar­gaan Upa­karti dalam bidang seni rupa dari Presiden Soeharto dan dinobatkan sebagai duta seni ukir bangsa,” ujar Darmauli didam­pingi Sekretaris Pani­tia Dicky Alam­syah, Wakil Ketua Even Sitinjak, Ben­dahara Melya Shara, unsur panitia Thomson Bob Hasan Siallagan, dan Yopi Toguh Sat­ria Sinaga, serta dosen Ir Asmah Indrawati MP.

Namun, kata Darmauli, prestasi yang dicapai Oppu Gorga Siallagan, telah me­le­wati jalan panjang.

Dikagumi

Oppu Gorga Siallagan mulai melukis sejak duduk di bangku SMP pada 1974. Sa­at itu yang dilukisnya ada­lah raja-raja Batak tempo dulu. Hasil lukisan Oppu Gorga Siallagan ternyata sangat dikagumi para turis yang berkunjung ke Samosir.

Setelah menikah, Oppu Gorga Sial­lagan memilih me­ngembangkan seni ukir kayu dan batu. Dia mencip­takan berbagai model patung dan tongkat kerajaan Batak dari batu serta kayu. Ha­sil kar­yanya dijual ke toko-toko sou­venir di Tomok, Samosir.

“Hasil karya Oppu Gorga Sialla­gan sangat diminati turis manca­negara. Hasil seni ukirnya kemudian banyak di­ekspor ke negara-negara di Eropa dan Asia. Dan dari usa­ha seni ukir ini, Oppu Gorga Siallagan mampu menye­ko­lahkan delapan anaknya hingga menjadi sarjana,” tambah Sekretaris Panitia Dicky Alamsyah meng­ung­kap hasil wa­wan­cara mereka dengan Oppu Gorga Sial­lagan.

Hingga saat ini, lanjut Dicky, hasil karya Oppu Gorga Siallagan masih tetap diminati. Patung batak dan tongkat kerajaan yang terbuat dari kayu dan batu dijual dengan harga Rp300 ribu hingga Rp1,5 juta.

Selain mengunjungi pengrajin seni ukir, 65 maha­siswa Prodi Agrotenologi juga mengunjungi toko-toko ulos, pa­kaian dan souvenir yang ada di Tuktuk.

Dalam kesempatan itu, dosen pemangku mata kuliah kewirausa­haan Ir Asmah Indrawati MP mengatakan, kunjungan studi ini dimak­sudkan untuk “memvirusi” mahasiswa dengan jiwa kewira­usahaan, sehingga menjadi sumber daya manu­sia yang inovatif, ber­ke­pribadian dan mandiri sesuai dengan visi-misi UMA.

“Dalam kunjungan studi ini, maha­sis­­wa menggali profil dan karakter pengrajin/pengusahan yang ada di Tuk­tuk Samosir. Kita berha­rap, mahasiswa mampu me­ng­ubah yang tidak ada (nothing) menjadi sesuatu yang berharga (something),” kata Asmah yang juga Kabag Humas UMA. 

Unduh Berita

Kampus UMAKampus UMA SehatKampus TerbaikKampus Swasta TerbaikKampus Di MedanKampus Internasiona

© 2024 PDAI - Universitas Medan Area Twitter UMA | Universitas terbaik menerapkan kampus digital dengan mendukung program kampus merdeka menjadi PTS favorit di sumut. Instagram UMA | Universitas terbaik menerapkan kampus digital dengan mendukung program kampus merdeka menjadi PTS favorit di sumut. Youtube UMA | Universitas terbaik menerapkan kampus digital dengan mendukung program kampus merdeka menjadi PTS favorit di sumut.